Tau kan mas William? kalau gak tau terlalu. Jika anda cari tokopedia itulah icon mas William Tanu Wijaya.
Dikutip dari techinasia, ada empat pelajaran penting yang dapat kita pelajari pada Mas William Tanuwijaya.
1. Kultur Tokopedia
Hal yang penting dalam mendirikan perusahaan adalah budaya perusahaan. Ada tiga budaya yaitu: Fokus terhadap konsumen: Kami sebagai marketplace percaya, kami akan sukses apabila bisa membantu orang lain menjadi sukses. Konsumen tidak hanya pembeli atau pedagang, tapi juga anggota tim kami. Kami percaya bahwa untuk menjadi sukses, Anda harus bersungguh-sungguh berusaha agar semua orang menjadi sukses, dan tumbuh bersama dengan pembeli, pedagang, serta anggota tim. Growth Mindset: Kami berusaha membangun etos kerja, dan mendorong semua orang untuk bisa berbagi layaknya guru dan kerendahan hati untuk belajar layaknya murid. Terus belajar merupakan kunci utama dari Tokopedia. Make it happen, make it better: Saat kami menemukan ide atau pendekatan baru yang bermanfaat bagi Tokopedia, kami akan fokus mengerjakan hal tersebut. Setelah itu, kami akan mengambil satu langkah ke belakang, dan berpikir bagaimana cara untuk membuat hal itu menjadi lebih baik.
2. Mencari SDM yang cocok
Dua tahun lalu, Tokopedia hanya memiliki sekitar 50 karyawan. Saat ini Tokopedia telah memiliki lebih dari 300 Nakama — sebutan bagi anggota tim Tokopedia. Startup lokal lain yang juga memiliki banyak karyawan adalah Traveloka yang berjumlah lebih dari 270 orang.
Lalu bagaimana Tokopedia mendapatkan sumber daya manusia tersebut? Cara yang dilakukan William bisa dibilang mirip dengan Jack Ma. Ia merekrut banyak lulusan baru yang memiliki gairah dan semangat untuk bekerja dan merekrut para ahli untuk menjadi mentornya.
3. Hal yang paling ditakuti
Entrepreneur tidak akan pernah terlepas dari kegagalan dan salah satu hal yang paling ditakuti William adalah kegagalan untuk mengantisipasi. Ia percaya bahwa hal tersebut adalah faktor utama yang berpotensi membuat sebuah startup gagal. Beberapa kegagalan yang dimaksud adalah terlambat mengantisipasi kompetitor atau mengantisipasi apa yang diinginkan pengguna.
Untuk mengatasi hal ini, William selalu berupaya menjaga agar Tokopedia tetap bisa berinovasi dan membuat hal yang lebih baik. Beberapa caranya adalah dengan selalu berpikir seperti “underdog” dan terus menghadapi semua rintangan.
4. Tantangan menjadi CEO
Menjadi CEO memang terdengar keren, tapi itu bukanlah perkara mudah. Hal inilah yang dialami oleh William. Setelah mendirikan Tokopedia selama tiga tahun, ia tetap belum mahir berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Alhasil pada tahun 2010, saat melakukan penggalangan dana ke sebuah VC asal Amerika Serikat, kendala tersebut menjadi batu sandungan baginya.
Beruntung akhirnya William mendapat investasi dari VC asal Jepang yang lebih paham berkomunikasi dengan penggunaan bahasa Inggris yang tidak native. Dari sinilah William mulai belajar untuk meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggrisnya.
Selain itu, hal lain yang ditekankan oleh William adalah selalu keluar dari zona nyaman. William memiliki sifat introvert, akan tetapi ia sadar bahwa untuk bisa memimpin Nakama yang sekarang terdiri lebih dari 300 orang, ia harus bisa menempatkan dirinya sebagai seorang pemimpin. Salah satu jalan yang ditempuh untuk mengurangi sifat ini adalah kerap tampil sebagai pembicara di sejumlah acara.
Semoga menginspirasi.