Tak sedikit usaha pada skala UKM yang menghadapi kendala usaha disebabkan karena tidak dimilikinya sebuah pencatatan dan pembukuan keuangan. Bahkan ada diantaranya yang sama sekali belum membukukan secara lengkap keuangan usaha. Tanpa disadari, hanya dengan meninggalkan pembukuan karena pebisnis tidak memahami atau dianggap sebagai kegiatan yang merepotkan, sebuah usaha bisa-bisa tidak berkembang.
Salah satu permasalahan nyata juga sering ditemui sebagai akibat alpanya pencatatan keuangan oleh pebisnis. Tepatnya ketika pebisnis berhubungan dengan lembaga keuangan dalam rangka usaha mendapatkan kucuran kredit. Sangat disayangkan sekali, kredit ditolak hanya karena usaha tidak memiliki pencatatan dan pembukuan yang jelas.
Memulai pencatatan dan pembukuan keuangan yang secara modern disebut akuntansi keuangan, bisa dimulai dari cara yang sederhana secara manual. Untuk perusahaan yang belum mampu menyelenggarakan bukti transaksi, cukup menyediakan buku memorial harian sebagai pengganti bukti pembukuan. Selanjutnya dilakukan metode tata buku tunggal atau ganda sesuai dengan kebutuhan neraca awal dan neraca akhir dapat dibuat melalui inventarisasi. Laba kemudian dapat dihitung melalui perbandingan modal awal dan modal akhir disertai penyesuaian.
Tersedia berbagai
software akuntansi computer yang bida digunakan kalangan UKM. Dan untuk yang satu ini, tak ada lagi alasan akan terhadang oleh harga modul software akunting yang bisa berharga puluhan juta rupiah. Karena, dengan kejelian mencari informasi, sebenarnya banyak permasalahan bisa dipecahkan. Saat ini tersedia komputerisasi pembukuan yang tak hanya terjangkau bagi perusahaan besar, tapi juga usaha kecil. Bahkan program gratis bisa didapatkan. Salah satunya, GnuCash, sebuah software pembukuan sederhana yang langsung dapat digunakan di Linux bisa diperoleh dengan gratis.
Selain bermasalah dalam hal memulai pembukuan, UKM juga tak jarang yang memiliki kebiasaan mencampuradukkan pencatatan keuangan antara keuangan bisnis dan pribadi. Kebiasaan yang semestinya dihindari.